Pekanbaru, CNBC Indonesia - Thomas Matthew Crooks, yang diyakini sebagai pelaku penembakan terhadap mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sebelumnya penembakan terjadi di sela-sela kampanye Trump di Pensilvania, 13 Juli, saat dirinya meyakinkan warga Partai Republik untuk kembali memilihnya di pemilu presiden (pilpres) Amerika Serikat.
Thomas Matthew Crooks disebutkan sebagai seorang asisten di panti jompo dengan latar belakang lulusan sekolah menengah atas (SMA). Sejumlah foto juga dimuat, merujuk dokumen FBI.
Crooks menyelinap ke lokasi rooftop, 140 meter dari panggung tempat Trump berbicara di Pennsylvania, dan kemudian menembakkan senapan semi-otomatis model AR-15, yang dibeli oleh ayahnya, menewaskan seorang pria 50 tahun serta melukasi telinga Trump.
Crooks sendiri adalah seorang anggota Partai Republik yang terdaftar dan berhak untuk memberikan suara ke pemilihan presiden pertamanya pada pemilu 5 November nanti. Catatan publik menunjukkan ayahnya adalah seorang Republikan yang juga terdaftar dan ibunya adalah seorang Demokrat yang terdaftar pula.
"Kami terkejut dan sedih mengetahui keterlibatannya karena Thomas Matthew Crooks melakukan pekerjaannya tanpa rasa khawatir dan pemeriksaan latar belakangnya bersih," kata administrator Pusat Perawatan dan Rehabilitasi Terampil Bethel Park, rumah jompo di mana Croocks bekerja, Marcie Grimm, dimuat Channel News Asia
Sebelumnya, Federal Bureau of Investigation (FBI) melakukan identifikasi terhadap pelaku penembakan dalam upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden AS Donald Trump. Pelaku diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks dari Pennsylvania.
"FBI telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks, 20, dari Bethel Park, Pennsylvania, sebagai subjek yang terlibat dalam upaya pembunuhan mantan Presiden Donald Trump pada 13 Juli, di Butler, Pennsylvania," kata FBI dalam pernyataan yang dikutip NBC dan CBS.